it's me

Kamis, 15 Desember 2016

Saat ku raih gelar Master ku "Nurul Istiq'faroh, M.Pd."

Kilas balik perjuanganku mendapatkan gelar Master pendidikan.
 
Apa yang aku peroleh sekarang tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Keringatku, lelahku, tangisku, tawaku, semangatku, terbayar tepat tanggal 25 Juli 2015..
Tanggal itu begitu istimewa, bagaimana tidak..tepat tanggal itulah aku dilahirkan..
Yaaaa!..Tepat tanggal itu usiaku menginjak umur 24tahun. Usia yang matang kata orang..
Banyak ucapan via SMS, BBM dan Facebook "Happy graduation and Happy Birth Day Nurul"..
Saat itu aku belum punya Hp Android, jadi tidak ada akses WA ataupun Instagram..
Bisa dikatakan Hp ku lumayan jadul, karna masih pakai Hp Blackbarry dan Nokia 3230.. 
Hp itu tetap aku pakai karna menghargai pemberian bapak.. 
Hp Nokia 3230 dibelikan bapak saat SMA kelas 2 dan Hp Blackbarry dibelikan bapak saat kuliah S1 semester 6.. Hp itu aku pakai sampai aku bekerja menjadi dosen..
Diketawai mahasiswa, itu sudah hal yang wajar..
Saya bersyukur hidup dalam lingkungan keluarga yang sederhana, yang selalu menjunjung tinggi filosofi Jawa "Nrimo Ing Pandum"

Saat wisuda itu..
Banyak ucapan datang dari teman, keluarga, mahasiswa, dan rekan dosen..
Amat bahagia.. Dan sangat indah untuk dikenang.
Masa studi ku 1 tahun 9 bulan.. Lulusan pertama mahasiswa pascasarjana UNESA pendidikan dasar angkatan 2013 (Program Reguler) dan menyandang predikat Cumloade..
Apakah selama kuliah perjalanan kuliah ku mulus-mulus saja?
Jawabannya Tidak.
Banyak sedihnya atau banyak bahagianya?
Jawabannya Indah jika disetai rasa Syukur. Pahit jika berkeluh kesah.
Prestasi itu diraih dengan cara apa?
Jawabannya Usaha dan Doa (secara maksimal bukan standart atau diatas rata-rata)

***

Sedikit saya cerita tentang kehidupan saya saat mengenyam pendidikan S2 di Universitas Negeri Surabaya. Yang mungkin bisa memotivasi para pembaca.
Saat saya kuliah, keinginan untuk terus meningkatkan kualitas hidup terus tumbuh..
Apa yang bisa saya lakukan dengan waktu luang ini?
Sepertinya boros sekali kalau waktu hanya digunakan untuk kuliah-pulang-tidur-belajar..

Hingga terbesit dalam benak ku untuk mengikuti kursus menjahit lagi..
Ku utarakan pada keluarga kalau aku ingin kursus jahit lagi, seperti saat S1 dulu..
Kali ini benar-benar ingin mendalami teori dan prakteknya, bukan sekedar kursus saat hari libur saja..
Menginjak semester 1 saat menjadi mahasiswa baru (MaBa) UNESA, aku mulai mendalami teori dan praktek menjahit di lembaga Al-Anis..
Tidak hanya kursus menjahit saja, tetapi kursus membuat tas, membordir, dan sulam pita..
Apa semuanya lulus? Tidak.
Yang sampai ujian negara dan Lulus dengan nilai 87 hanya les menjahit saja.
Guru yang amat berjasa yaitu Bu Usnaini, biasanya aku panggil "Bu Us kadang Mama Us"
Beliau yang memberi banyak motivasi untuk tetap semangat menjahit, karna kunci sukses menjahit itu cuma dua "Sabar dan Telaten"
Memang benar, menjahit itu bagaikan mediasi perlu mengontrol emosi untuk memainkan mesin dan mengkoordinasi otak agar tetap sejajar dengan kain dan benang.
Ku kayuh sepedaku saat kursus menjahit, jarak dari rumah cukup jauh melewati sawah dan rumah penduduk, karna sepeda Honda Supra X (Keluaran Lama) dipakai adek untuk sekolah.
Jawdawl menjahit setiap pagi, berangkat pukul 9 sampai jam 12. Jika ada kuliah, kursus menjahit bisa diganti malam hari.

Bu Us yang memotivasiku untuk selalu semangat, beliau lulusan SD tapi nasihatnya begitu bijak dan ilmunya setara dengan professor.
Kadang kala ku panggil dia dengan Prof Us..hehe
"Mbak Nurul jangan hanya ilmu pengetahuan aja yang digali tapi keterampilan itu juga penting, apalagi menjahit, mbak nurul hidup di gunung bisa makan asal ada mesin jahit, karna menjahit tidak akan ada habisnya, ini yang Bu Us alami sampai saat ini"
Bu Us suka bercerita tentang pengalamannya saat masa muda nya, saat jatuh bangun dan bangkit kembali.
Sungguh super sekali Bu Us.. Semoga beliau selalu diberi kesehatan tiada tara di umur 55 tahun ini.. Amin..

Semester satu, aku sudah membawa meteran saat kuliah..
"Ini meteran harus selalu mbak nurul bawa, kalao dokter membawa stetoskop kalo mbak nurul wajib membawa meteran"
Meteran biru dengan harga 1.500 rupiah selalu aku sisipkan ditempat pensil. Pelan-pelan teman-teman tau kalo aku penjahit. Kadang aku cerita kalo aku bisa menjahit baju.
Berawal dari mulut ke mulut, jahitanku banyak sekali.. Membludak.. Sampai bajuku sendiri jarang aku perhatikan..
Uang jahitan dari teman-teman aku gunakan untuk membayar kursus.
Mungkin banyak pertanyaan dari teman-teman, kenapa kok memilih kerja sampingan sebagai penjahit? Mengapa tidak mengamalkan ilmu S1 dulu, membuka kursus atau jadi tutor di LBB?
Saya sudah membuka les untuk anak yang belum sekolah, TK, sampai SD kelas 6..
Tempat menjahit disebelah rumah ku yang aku gunakan untuk memberi les anak-anak dari jam 3 sampai jam 8..
Tapi semua itu tidak bisa dikomersilkan, karna aku hidup di desa.. Asas kekeluargaan dijunjung tinggi..
Aku dibayar dengan prestasi mereka dan dengan lambaian tangan mereka yang selalu semangat memanggil ku "Bu Iis..Bu Iis...Hey rek ada Bu Iis" jika aku lewat di depan mereka. Itu kepuasan tersendiri dan tidak ternilai. Biarlah aku dibayar dengan sejarah, sejarah tidak akan bisa luntur. Semoga namaku tetap ada di memorinya walau kini sudah tidak bersama lagi.




Semester dua aku mulai menaruh lamaran kerja diberbagai kampus swasta yang ada di Surabaya dan Sidoarjo dengan menggunakan surat keterangan aktif kuliah. Aku dapat surat balasan namun "Surat Penolakan Perekrutan Dosen". Bunyi suratnya itu bukan diterima tapi ditolak. Sakit kan? Sakit banget. Down? Iya saat itu saya sempat down, tapi saya berpikir rugi kalo saya down terlalu lama. Jahitan tetap ku kerahkan. Walau lelah itu kerap hinggap dalam tubuhku. Namun semangat dari Bu Us yang selalu membuatku untuk bangkit kembali.

Ada titik dimana saya merasa Tuhan tidak adil. Disaat teman-teman bisa pergi bebas ke mall, shopping dan lain sebagainya namun saya tidak mendapatkan kesempatan itu. Rutinitas harian saya berkutat dengan laptop, ke toko kain, toko benang. Hingga pegawai toko kain Lambang Jaya dan toko benang Hj. Hasim hafal dengan saya. Pernah hampir mau diambil mantu sama salah satu yang punya toko itu. Hehehehe (Maaf ya mas Amir)..

Saat menginjak semester tiga ada kabar baik, surat yang aku ajukan di kampus baru daerah Sidoarjo diterima. Ibu dan Bapak sujud syukur, begitu senang saat melihatku diterima kerja dan bisa menjadi dosen. Terus ku putar otak ini agar jahitan tetap jalan, kerja bisa optimal, PPL dan Tesis juga bisa maksimal. Akhirnya ku ajak ibu-ibu ditempat kursus untuk menjadi mitra kerjaku dalam mengelola bisnis "RJN (Rumah Jahit Nuu)"..
Ada sekitar 8 orang yang membantuku waktu itu. Hingga prof kisyani menjadi pelanggan setia jahitanku. Beliau sudah seperti ibu saya sendiri. Kasih sayangnya begitu tulus membimbing tesis ku. Beliau tau kalo aku bisa jahit dari icha dan hanip (temanku dan mahasiswa bimbingan prof kisyani). Saat acara wisuda anak bu kisyani di Belanda, beliau mendelegasikan ku untuk menjahit baju keluarga. Ya Allah, saya senang sekali waktu itu. Bersama tim ku, aku sajikan jahitan yang rapi (inysaallah).
Teman-teman juga kerap mempercayakan jahitan baju akad nikah mereka pada RJN. Seperti temanku Restu dari Ponorogo, Rani dari Jember, Bu Trisna dosen teknik kimia Unusida, dan juga mahasiswa ku Mbak Erika mahasiswa PGSD Unusida. Baju akad yang kerap dijaitkan biasanya bernuansa "elegan but syar'i". Saya senang bisa menjadi bagian dari acara besar mereka.
Bu Suryanti dosen Unesa yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Dosen PGSD se Indonesia dan Sekertaris Program PPG Unesa juga jadi pelanggan setia RJN. Beliau tau kalo saya bisa menjahit dari prof kisyani. Akhirnya beliau mendelegasikan jilbab bordir mahasiswa PPG Unesa sebanyak +/- 450 pcs pada ku.
 Ada kejadihan pahit saat mengantarkan jahitan ini ke gedung PPG di lantai tiga. Banyaknya jilbab, maka harus aku antar setengah-setengah karena tidak ada mobil yang bisa aku gunakan untuk sampai ke gedung PPG Unesa. Kendaraan yang aku pakai sepeda motor beat. Jilbab yang aku taruh di tengah sepeda motor tidak seimbang, akhirnya jatuh ke tengah jalan dan tertindas oleh mobil. Semuanya berantakan di tengah jalan. Bodyku yang kecil  ketakuatan melihat lalu lalang mobil dan ragu untuk mengambil jilbab itu. Warga surabaya amat baik, mereka membantu aku mengambil jilbab itu. Alhamdulillah aku selamat dan jilbab pun juga masih dalam kemasan rapi. Karna tiap pcs jilbab ku bungkus rapi dengan plastik pas. Dengan jalan berseok-seok ku antar naik ke lantai tiga melalui tangga. Bu Suryanti menyambutku dengan gembira karna pesanan jilbab sudah datang.
Yaa.. Saat itu saya sebagai mahasiswa sekaligus tukang jahit dan pengantar jahitan (delevery order).. hehe

***

Banyak kisah yang semuanya tidak bisa saya ceritakan satupersatu.
Hingga tepat tanggal 25 Juli 2015 itu saya dipanggil oleh Prof Warsono rektor Unesa dengan panggilan Nurul Istiq'faroh, M.Pd Cumloade dengan IPK 3,78.
Tangan saya gemetar, saya terharu..Saya bangga melihat wajah yang penuh rona gembira dari Ibu, Bapak, Adek, dan Alm. Pakde Pin yang turut serta hadir di acara wisuda itu.

Tanpa sengaja ku lihat sosok laki-laki yang duduk lima kursi di depanku.
Emmmm...Ni Orang..
Lihat aja, kan kan.. rame sendiri sama teman-temannya..
Biasanya aja sok cool..
Tapi emang ganteng sih..Hehe (Suara hati kecilku)
Yaaa? Tebak siapa orang itu..
Tepat sekali dia adalah Imam ku saat ini "Amirrudin Hadi Wibowo"
Ternyata kita wisuda bareng, yang saat itu aku belum mengenalnya dan hanya bisa mengamatinya dari jauh.
Aku tidak tau namanya, aku tidak tau siapa dia dan kerja apa.
Aku tidak tau kalo ternyata diruangan itu ada Ibu dan Ayahku, juga dek Puput.
Ajaibkan? Mungkinkah ini kado terselubung dariNya?
Dibalik kesedihan itu Allah menyiapkan kado terindah, kado yang akan terus menemaniku sampai dipengujung usiaku nanti.. Amin..
Coba saat itu kita sudah kenal, pasti kita selfie bareng ya sayang...Hehehe...

Inilah kisahku, semoga bisa menginspirasi.
Jangan pernah takut untuk bermimpi.
Malaikat akan mencatat setiap mimpi-mimpi kita, dan akan diajukan padaNya agar di ACC.
Secepatnya akan segera di ACC jika kinerja kita bagus dan sepadan dengan doa kita padaNya.
Kisah saya ini saya tuangkan dalam bentuk esai dengan judul "Sukses Terbesar dalam Hidupku" yang digunakan sebagai syarat pengajuan beasiswa Budi Dn (Beasiswa Unggulan Dosen Dalam Negeri) program Doktor di Universitas Negeri Yogyakarta.
Alhamdulillah saya lolos, selama study saya dapat bantuan dana dari tanah airku tercinta "Indonesia".
Tentunya semua ini tidak terlepas dari campur tangan Sang Maha Kuasa.
So, kata-kata mutiara "Gapailah cita-cita setinggi-tingginya" itu memang benar adanya.
Cita-cita lahir dari mimpi-mimpi kita.
Semangat berjuang bagi para pejuang dan selamat belajar bagi manusia pembelajar.
Salam sukses untuk kita semua. Totalitas Tanpa Batas!!!




Rabu, 14 Desember 2016

Allah mempertemukan aku dengan dia..

Tahun lalu, tepatnya di tahun 2015..
Di usia ke 25 aku mendapatkan kado terindah dari Allah..
Kado yang mungkin dirasakan oleh setiap manusia..


"Nduk pean iku ndang golek pasangan, tonggo niwo tengen wes podo nduwe pasangan, ibu iki beban lek anak ibu durung nikah" (Anak ku segera cari pasangan, tetangga kanan kiri sudah punya pasangan, Ibu ini beban kalau Kamu belum nikah)..Ibu Fatimah ndawuh seperti itu..
"Wes ta buk, Iis iki wes ojo dibebani nikah, biar puas nimbo ilmu sak duwur2e" Pak Suhardono memberi tanggapan seperti itu..

Sedangkan aku dalam hati berkata "What nikah,aku gak mau nikah..nikah itu g bisa bebas, dan yang pasti akan mengahalagi rencana ku untuk S3..Hehehe".. (Astagfirulloh hal azim)..
Waktu itu aku merasakan hidupku sudah sangat indah, punya pekerjaan, punya banyak teman, dan punya keluarga yang amat sayang..Lantas apa nikah dibutuhkan? Apa sih enaknya menikah? Menambah beban dalam hidup saja..Dan kalaupun aku nikah, aku belum bisa lepas dengan orangtua dan menjalani hidup sebenarnya....Yang lebih penting lagi akan menghalangiku untuk melanjutkan sekolah lagi...Apa ya ada laki2 yang mau ditinggal istrinya sekolah? *Pemikiran mendalam ku saat itu*


Rencana besarku adalah menikah setelah lulus S3.. Mengapa sih kekeh dengan lanjut S3? Apa yang kamu inginkan dengan sekolah lagi wahai anak ku? Bu Fat mulai galau melihat kondisiku yang idealis dengan prinsip ku itu..."Ingat umur nduk ingat umur"..


Jawabanya (dalam hati) adalah justru karna aku perempuan harus sekolah setinggi-tingginya..Karna aku nanti yang akan jadi Ibu dan akan memeberi pendidikan awal sebelum dia mengenyam pendidikan dasar. Sebagai dosen sampai kapan pun akan dituntut untuk lanjut S3..Dan itu sudah pasti..aku memilih jalan secepat ini karna aku tidak ingin waktu ku tersisa dengan anak-anakku nantinya..Karna hakikatnya kalau wanita sudah menikah Itu punya dua tugas utama yaitu melayani anak dan suami...Kalau laki-laki karirnya panjang, setelah menikah pun masih bisa melanjutkan study, karna anak sudah di jaga oleh istri..itu perbedaanya antara PEREMPUAN dan LAKI-LAKI..

Namun rencanaku ternyata tidak di ACC olehNya..Mungkin rencana ku terlalu ekstrim untuk diterima di Indonesia..Teringat Prof Kisyani pernah berkata "Mbak nurul harus nikah dulu sebelum lanjut S3, karna mbak nurul hidup di Indonesia, budaya Indonesia berbeda dengan budaya Western mbk"..😊



Lantas, aku mulai berpikir sambil menunduk dan berjalan "Bearti, aku harus segera menemukan laki-laki yang menyetujui aku buat S3, dan aku harus mendapatkannya sebelum berganti tahun, soalnya pembukaan pendaftaran S3 ada di bulan maret"..(astagfirulloh hal azim)....Sambil berjalan ak tertawa dalam hati..



Seiring berjalannya waktu..Banyak rekan2 yang memperkenalkan para pemuda dihadapanku..Orangtuapun juga ikut kerepotan memperkenalkan dengan ini itu..Aku di dalam kamar tertegun.."Menikah itu bukannya sunnah ya? Berarti kalo aku ga nikah kan gpp yaa? Kan Sunnah"..Lamaa ku merenung, tiap mau tidur selalu merenung..Hingga ada pemuda yang berani datang ke rumah dan bertemu dengan ibu....Siapa dia????



Bu Wiwin dosen UNUSIDA yang merupakan rekan kerja ku, memperkenalkan aku dengan seorang pemuda sholeh (insyaallah)..Waktu berkunjung ke universitas islam negeri surabaya, ada sebuah accident kecil yang membuat kita menjadi akrab..Setelah sampai, aku ingin menuju ke suatu ruangan yang tidak aku ketahui ruangan itu berada..Akhirnya beliau telp pemuda itu yang tau letak ruangan tersebut.. "Mir...blaa...blaaaa"...Aku pun bertanya "Siapa bu Mas Amir itu Bu?"..Bu wiwin pun dengan antusias menjawab "Dia itu teman sekelasku waktu S2 dulu jeng, dia juga ngajar disini, blaaaa....blaaaaa....Gimana apa mau aku kenalkan?"....dan aku mulai ingat "OOOW ternyata dia, okey bu gpp dicoba aja"..


Ternyata dia kakak kelas yg pernah jaga aku pas tes TOEFL sebagai syarat lulus S2 di UNESA..Ada pengalaman yang tidak mengenakkan waktu itu, dia menegurku karna aku mengerjakan soal duluan "Mbak sebelum ada aba2 jangan dikerjakan dulu ya"..Disitu Aku mangkel..*Mangkel Part pertama...Setelah selesai tes ternyata aku gak lulus, akhirnya beli Teh botol sosro disalah satu sudut ruang pusat bahasa, penjaganya tidak ada, namun ada pemuda itu.. "Mas ini bayarnya dimana?" Tanpa berkata dan tanpa melihat aku dia hanya menyodorkan tangannya, lantas aku berikan uang itu dan dia memberi kembalian..Lagi2 aku mangkel..*Mangkel Part kedua..


Dengan dikenalkannya dengan pemuda itu, aku cuma berpikir "Owww jadi orang yang sok cool di pusat bahasa itu, hmmmm kita lihat aja nanti setelah bertemu dengan aku"


Lama tidak ada komunikasi, akhirnya bu wiwin minta pin BB aku..
Dia pun invite, dan aku confirm tanpa berpikir panjang...
Dia : "Assalamualaikum"
Aku : "Waalaikumsalam"
Dia : "Ini mbak Nurul"
Aku : "Iya..Ini dengan siapa ya?"
Dia : "Amir mbk"
Aku: "Siapa ya" (pura2 gak kenal)
Dia : "Temannya bu wiwin"
Aku : "O"
Dia : "Oke"
Ya ampuuuuun, tu kan ni orang sok cool bgt kyak "Gun Jun Pyo di BBF aja" hehe.....(Lebay dikit)...


Seiring berjalannya waktu komunikasi kita cukup dekat di BBM walaupun yang banyak aktif aku, karna rasa penasaranku yang tinggi dengan mas Amir..Tiba saat dimana kita harus bertemu karna aku harus mengembalikan buku ITP..
Tempatnya dipusat bahasa UNESA, sore hari ditemani teteh eka...
Aku : "Duuh teh, aku takut teh,"
Teteh : "Udah neng Nurul pasrah aja, Eta klo dia jodoh mah bakalan nyatu" (Bahasa sunda)
Semilir angin berhembus, para mahasisiwa lalu lalang, semua toko akan tutup karna sudah sore...
Bertemulah aku dengan dia
Mas Amir : "Lho Bu Dosen..."
Aku : "Iya mas.." (Sambil tersenyum, sambil memainkan jari-jari tangan yang dingin dan gemetar)
Mas Amir : "Pulang ngajar ya..."
Aku : "Iya mas, blaaa...blaaa"
Cukup singkat, dan aku pamit..



Aku : "Ahhhh, gaaak mau ah teeeeeh....orangnya gituuuuuu...nanti kalo udah nikah apa tetep kyak gitu..kalo galak gimana teh"
Teteh : "eh iya orangnya gitu amat yaa...Kumaha atu deeek, sudah istikhoroh ajah dulu" heheheh...Teteh sambil ketawa...



Sebenarnya mas Amir Itu pribadinya amat baik, jika sama orangtua dan anak kecil, itu yang aku ketahui...Lantas kenapa dengan aku tidak seperti itu..Dengan aku begitu cuek dan dingin..



Beberapa hari kmudian, dia ingin ke rumah ku untuk bertemu dengan ibu..Ya sudahlah, siapa tau ibu suka..
Sesampai di rumah ibu menyambutnya dengan hangat.. Sebelum datang disiapkanlah berbagai makanan..(Biasa Ibu2)..
Obrolan hangat membuat ibu dan mas semakin menyatu..Ibu tertawa lepas demikian dengan mas...Beda banget kalo ngobrol sama aku...Jarang ketawa cuma nyengir aja....



Setiap pagi sebelum melakukan banyak aktivitas, selalu aku sempatkan untuk menjahit.. Kebetulan waktu Itu jahitan ku cukup banyak..Ya, aku kuliah sambil jahit..Karna penghasilan jahitan lumayan untuk kebutuhan hidup setiap harinya..



Tiba2 bunyi BBM terdengar, di mengajak aku bertemu di MC Donal Sidoarjo.. Sebelum berangkat aku pamit ke Ibu untuk menemui mas Amir..Firasat Ibu sangat kuat..Ketika salim Ibu memberi pesan pada ku "Nak, dia orang baik, jika dia ingin mengajak km serius maka terimalah..Jangan kau tolak, ini pesan Ibu"



Sesampainya di MC Donal..
Aku membuka pintu, dan kulihat beberapa orang..tepat disudut kursi paling kiri, ada pemuda yang memakai baju batik sambil membaca buku..
Aku : Assalamualaikum..
Mas : Waalaikumsalam, silahkan duduk, gimna pagi ini..
Aku : cuaca cerah gak mendung mas
Mas : mas ga bisa lama, soalnya habis gni mau kerja lagi ke unesa..emm, ada g laki2 yg deketin km sekarang..
Aku : Banyak banget Maas..
Mas : Oow, klo boleh tau siapa aja dek?
Aku : Bapak, Ibu, adek, teman2 ku
Mas : hehe orientasi nya disitu ternyata..Mas ingin ngajak adek ke hubungan yg serius..
Aku : Aku gak mau pacaran...
Mas :"Siapa yang ngajak pacaran dek, mas ingin ngajak nikah"


Sejenak aku Diam, kupandang wajahnya sebentar kemudian aku tundukkan..
Sepintas aku teringat kata2 Ibu tadi sebelum berangkat..
Ku ambil nafas dalam2, kemudian ku hembuskan..
Tangan ini dingin, hati berdetak kencang..



Aku : "Kalo sudah nikah, apa mas ngijinin aku S3? Aku pengen banget mas S3..Itu sudah masuk dalam list impian terbesarku"
Mas : "landasan Filosofi Adek untuk S3 apa?"
Aku : "kaan ni orang ngobrolnya pakai landasan filisofi segala" (dalam hati)
Aku : Yaaa pengen meningkatkan kualitas mas (semuanya aku utarakan)
Mas : " Mas mendukung keinginan adek, visi misi mas ketika berkeluarga nanti ingin membangun keluarga kita berlandaskan ilmu dan iman"
Aku : "kan pakai visi dan misi segala lagi, ni orang akademisi bgt" (dalam hati)
Aku : "Yakiiiiiin mas ngizinin aku S3?"
Mas : "iya adek, mas suka dengan tipe pemimpi kyak adek, bismillah yaa"
Aku :......Yawda bismillah.....(sambil tersenyum kecil)
Mas : mas tidak berkata apa2 dia juga membalas senyuman ku..


Dijalan aku melamun, ditemani semilir angin dan hiruk pikuk kendaraan yang melintas..Hingga sampai di rumah dng selamat..


Malam hari, ku ceritakan semuanya pada bapak dan Ibu..Ibu berbunga2, wajah Ibu berbeda..sangat cerah dan tampak merona..Bapak nampak datar.. sepertinya cemburu, putri kecilnya akan jadi istri orang..
Bapak selalu meyakinkan aku sebelum mengambil keputusan.. "Yakin ta dng pilihan km ini nduk, jangan sampai salah pilih..cari laki2 yg baik Itu kayak cari jarum dalam jemari"..


Hari demi hari ku lalui dengan perasaan bimbang.. Iyaa atau tidak.. ini pernikahan bukan permainan.. nama ku nanti akan tercatat di Negara dng status menikah.. Sampai tua aku akan bersama dengan orang ini.. Yakin dia orang baik? Kalau dia galak gimana? Dia lho cuek..
Perasaan campur aduk, menangis..
Ingin rasanya mengajak dialog dng Allah, ingin berkomunikasi dng Allah, ingin bertemu dng Allah dan bertanya, ingin memeluk Allah dan mengadu"


Ibu berkata, sholatlah wahai anak ku.. km anak baik yg insyaallah jodoh mu jg baik.. km nurut dan begitu patuh dng orang tua, insyaallah jodohmu sebaliknya..


Setelah pertemuan itu mas amir berkata, "dek januari kita nikah yaaaa.."
Gimana gak kaget, kita ketemu aja baru akhir september, ngajak nikah januari...
"Apaa, januari mas...Yakiiin...Adek gak Siap Mas"
Mas kemudian menegaskan "Adek, pernikahan yang bagus itu dipercepat bukan dilama-lamain, besok mas kasih buku tentang pernikahan, mas pinjamkan di mbak Eny"
"Yaa ampuun, iyaaa iyaaa"..(Landasan Teori tentang pernikahan harus diperkuat dulu,hehe)



Banyak godaan sebelum mas melangkah lebih jauh..Letak godaanya lebih ke diriku.."Yakin sama orang galak itu" Setan kerap membisiku dari jauh..Aku melangkah dengan teguh bahwa jika ibu berkehendak Allah pun akan meridhoi..Melangkah dengan bismillah, walaupun tidak mudah..


Sampailah, dimalam Itu.. Malam yg berbeda dengan malam2 sebelumnya.. Malam ini mas ingin bertemu dengan bapak Ibu untuk mengutarakan niat baiknya..Setelah pulang kerja dr unesa mas ke rumahku..Kali ini kedua kalinya mas ke rumah..Ada accident Lampu mati, dan juga mas sempat tersesat saat menuju ke rumah.. Alhamdulillah, setiba mas sampai rumah Lampu nyala kembali..



Pelan2 mas mengutarakan niat baiknya untuk menjalin hubungan yg serius dengan putri kecil Pak suhardono..Suasana nampak tegang..Bapak merestui..Dan semuanya berjalan lancar..Aku pun dikenalkan dengan Keluarga mas, yg semuanya ramah dan welcome dng aku.. Alhamdulillah semua proses terlewati dng lancar..





Tanggal 20 Desember mas Amir melamar aku..Tgl 19 malam aku menangis sampai terisak perih... tangisanku kali ini bersumber dari hati paling dalam..

Sambil ditemani bapak yg berbaring diam meliahat tangisanku..Aku gak berani memandang bapak, kurangkul guling sambil menahan isak tangisku.. Bapak pun berkata "Pean iku lapo sih nduk kok jadi gini? Besok hari besar mu, orang2 pada repot ngurusin makanan di dapur, Ibu sibuk mengatur tamu, pean kok jadi gini.. Bapak yo melu sedih!" Bapak berkata dengan sangat pelan.. Aku tau saat itu sebenarnya bapak juga menahan rasa harunya untuk melepaskan putrinya dengan imam yang akan menemani sampai hari tua nanti. Memang dari dulu aku lebih dekat dengan bapak daripada ibu..Aku pun menjawab "Kulo wedi (takut) kalo kasih sayang bapak akan berkurang kalo aku menikah nanti"..."Ya Allah nduk, sampai mati pun kasih sayang bapak gak akan pernah surut ke sampean"...Seiring berjalannya malam, aku terlelap tidur begitupula dengan bapak yang tiba-tiba tidak ada disamping aku..


Pagi hari, sudah banyak tetangga yang datang membantu masak dan lain-lain..Tepat pukul 1 siang, rombongan keluarga dari lamongan datang..Semua menyambut bahagia..Aku berdiri paling belakang diantara kerumunan banyak orang.. "Ya Allah, aku mau dikhitbah, yakin dia sosok imam yang baik" hati kecilku menegaskan "Turuti Isi hatimu,percaya Allah dan Ibu"...Aku keluar dari ruangan dan menyapa para tamu..Prosesi demi prosesi pun telah terjadi, Ibu Aminah menyematkan cincin dijari tengahku..Mas Amir dan Bapak ku lihat tampak akrab dan bercengkrama di depan.. Siang itu seperti mimpi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya..


Dua orang ini, dua orang yang sangat aku hormati...
Semua aku sayangi, selalu...Selamanyaa akan terus begitu...
Laki-laki hebat ku...



Semua prosesi dari lamaran dan pernikahan berjalan sederhana..Memang sengaja seperti itu, sesuai yang aku mau..Kita tidak ada prewed, semua berjalan spontan karna Februari tgl 24 acara pernikahan akan digelar..



Sebelum akad nikah rasa bingung kembali lagi terungkap..Dan lagi lagi aku memandang sosok ibu... Dan aku melihat cermin... Wahai cermin aku anak baik kan..Semoga jodohku juga baik...Semoga kekuranganku juga mampu ia tutupi...



Tanggal 24 Februari 2016 akad nikah berlangsung dan tanggal 25 diteruskan dengan resepsi..Akad nikah berlangsung di mushollah Nurul Iman di sebelah rumah..Setelah ijab qobul, resmi secara agama dan hukum, aku menjadi Istri mas Amirrudin Hadi Wibowo..Rasa haru menyelimuti.. Beberapa hari berdebat dng hati nurani, berusaha menginterpretasikannya, berusaha mensitesiskan, dan berusaha mengevaluasi.. "higher thinking".. Kini ak menang.. Pernikahan suci telah terjadi, SAH.. Malaikat tersenyum melihat pernikahan ini.. Aku menikah dng orang yg punya visi misi dan tujuan hidup yg jelas...Aku bersyukur dan bahagia...







 Baju yg aku pakai jahitan para Tim RJN (Rumah Jahit Nuu) yang aku kelola sendiri..Make Up dari L'Sinta salon, yg direkomendasikan Mbak citra teman jahitku..Tanpa berpikir panjang ak pakai jasa Itu.. Desain undangan dari Pak Rio, kaprodi Design Grafis UNUSIDA..Dekorasi dibantu bu Zuba (Kabag Sistem Informatika UNUSIDA) di Saudaranya untuk menghandle semuanya, mulai dr sarpras sampai sound sistem..Dua kembar mayang yang mengantarkan aku adalah dua mahasiswa ku yaitu vina, Aras, vian, dan Mamet..Dalang dari hiburan wayang kulit adalah dosen bahasa jawa UNESA ki Dalang Johan.. Supported by UNUSIDA dan UNESA..hehe..



Semua berjalan lancar meski persiapan begitu cepat.. Impian ku memakai baju pengantin syari terwujud..make up tanpa cukur alis 😊.. banyak teman dan mahasiswa yg datang..Senang yang tak dapat dituliskan.. Semuanya indah dan Bahagia..



Cinta Itu mulai tumbuh seiring berjalannya waktu..Apa yg aku rasakan dulu, berbeda dgn sekarang... Sangat berbeda..Mas Amir amat penyayang, suka bercanda, dan penyabar..Dan dialah yg mampu mewujudkan impian ku untuk dapat beasiswa S3..Menikah tidak seseram yg aku bayangkan..Indah jika kita menikmati ritme nya, sakit jika kita berada pada ambang asa..Yaa aku mencintai mu tanpa adanya syarat dan ketentuan yg berlaku.. Semoga pernikahan ini bisa bermuara sampai di surga nanti..Love you my lovely Amiruddin Hadi Wibowo.. 💕